nusakini.com-Demak- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggenjot upaya pengentasan warga miskin. Satu di antaranya, dengan memberdayakan perekonomian perempuan dengan menggandeng Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dan dinas-dinas terkait, melalui pemberian bantuan dan pelatihan keterampilan.

Pola tersebut dikembangkan di lokasi. Yakni, Desa Bantarbolang (Pemalang), Desa Ketro (Sragen), dan Desa Batur (Demak). Pemberdayaan ekonomi perempuan dilaksanakan dengan memaksimalkan potensi lokal.

Di Desa Bantarbolang, Pemalang, pola pengembangan ekonomi perempuan dilakukan dengan memberdayakan warga membuat sirup rambutan. Pasalnya, hampir di setiap halaman rumah terdapat tanaman buah tersebut. Jika sedang musim, warga bisa memanen hingga satu kwintal buah rambutan, sehingga mengakibatkan harga jual rambutan yang merosot.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebut, pengentasan warga miskin mutlak dilakukan secara bergotong royong. Tidak hanya pemerintah, namun elemen terkait juga punya tanggungjawab serupa.

“Ada tiga kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 10 orang. Nanti kita berdayakan membuat sirup. Pasti nanti ada dampak positif salah satunya untuk menanggulangi kemiskinan,” ujar Gus Yasin, sapaan wagub, seusai membuka acara pencanangan Desa Sejahtera bagi Perempuan dan Anak (Destara), di Pendapa Kabupaten Pemalang, Rabu (3/11/2021).

Ia menyebut selain pemberdayaan, ada pula bantuan stimulan berupa renovasi rumah layak huni dan santunan bagi anak yatim/piatu karena Covid-19.

Ditanya terkait tugas pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, Gus Yasin mengaku optimistis. Namun, ia menyadari dengan tenggat yang ditetapkan penuntasan warga miskin akan dilakukan secara bertahap. Terlebih, kondisi ekonomi saat ini yang belum sepenuhnya pulih.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin mengingatkan agar warga tak abai dengan ancaman penularan gelombang ketiga.

“Untuk Pemkab Pemalang kami minta ditingkatkan pendampingannya terhadap potensi lokal, seperti kepiting dan nanas. Bukan hanya didampingi, tapi carikan pasar. Dengan waktu yang mepet, kami belum bisa mengentaskan semua. Tapi kami berusaha menguatkan dengan program Satu OPD Satu Desa Dampingan,” sebutnya.

Ketua BKOW Jateng Nawal Nur Arafah Yasin berharap, program itu dapat menumbuhkan ketahanan ekonomi keluarga. Pada akhirnya, Destara diharapkan dapat membantu pengentasan warga miskin di Jateng.

“Termasuk kami akan bekerja sama dengan DP3AP2KB (Dinas Perempuan dan Anak) Jateng, Dinkes untuk mengatasi stunting (anak kerdil) di sini. Ke depan, kita akan fokus ke penurunan angka stunting dan pengolahan sampah,” tuturnya.

Nawal menjelaskan, pemberdayaan yang dilalukan di setiap desa berbeda-beda. Seperti di Desa Kebon Batur Demak yang memberdayakan pengolahan kunyit kering. Sementara di Desa Ketro Sragen, mengolah ikan air tawar.

Kepala Dinas Perempuan dan Anak Jateng Retno Sudewi mengatakan, selain pendampingan ekonomi perempuan, pihaknya juga melakukan pendirian pusat anti kekerasan perempuan dan anak.

“Kita ada pelatihan peningkatan produktivitas perempuan. Kita juga bentuk sentra pelaporan terpadu (SPT). Ada pula forum anak di Desa Bantarbolang,” sebutnya.

Dewi, sapaan akrabnya, menjelaskan, Destara harmoni dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Di antaranya pemberdayaan ekonomi perempuan, pencegahan perkawinan anak, menurunkan pekerja anak dan mengurangi angka kekerasan perempuan dan anak.

Ditambahkan, dalam Destara, pihaknya juga menggandeng dinas lain guna memaksimalkan potensi pemberdayaan ekonomi dan kesehatan masyarakat tak mampu. (rls/ab)